SMA Negeri 2 Bangli melaksanakan kegiatan Bulan Bahasa Bali ke-VII tahun 2025 yang berlangsung selama tiga hari, yakni pada tanggal 17–19 Februari 2025. Bulan Bahasa Bali tahun ini mengangkat tema “Jagat Kerthi Jagra Hita Samasta.” Kegiatan pembukaan dihadiri oleh dewan guru, ketua komite, staf pegawai, OSIS, dan peserta lomba. Acara pembukaan Bulan Bahasa Bali dilaksanakan di panggung SMA Negeri 2 Bangli.
Kegiatan ini diawali dengan penampilan Tari Pendet oleh perwakilan ibu guru SMA Negeri 2 Bangli. I Gede Karyawan, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Bangli, menyatakan:
“Bulan Bahasa Bali kaping pitu ring warsa ne mangkin matetujon antuk ngerajegang kawentenan Bahasa, Aksara, miwah Sastra Bali mangda tetep ajeg, nincapang kali gumi, nglimbakang kasussastraan Bali, numbuhan rasa bangga ring identitas budaya Bali, ngwentenang rasa eling ring generasi muda indik kaungkapan Basa Bali maka pahat saking jati diri raga miwah karakter, lan sane kaping untat mikukuhin antuk pelaksanaan kebijakan ring pemerintah sekadi dasar hukum ring Bali.”
Acara Bulan Bahasa Bali ini dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Kepala SMA Negeri 2 Bangli yang didampingi oleh Drs. I Nyoman Nadi selaku ketua komite, jajaran wakil kepala sekolah, dan ketua panitia.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan beberapa lomba, yaitu lomba nyurat Aksara Bali di atas daun lontar yang diikuti oleh perwakilan kelas X, lomba ngwacen Aksara Bali yang diikuti oleh perwakilan kelas XI, serta lomba ngwacen puisi Bali yang diikuti oleh perwakilan kelas XII SMA Negeri 2 Bangli.
Drs. I Nyoman Siram selaku ketua panitia berharap bahwa dalam kegiatan Bulan Bahasa Bali kali ini, “Sebagai seorang siswa, kita sepatutnya antusias dalam mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan serta mampu mengimbanginya dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini. Hal ini bertujuan untuk pelestarian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali melalui langkah-langkah kecil seperti mengadakan lomba-lomba kesusastraan Bali agar tidak punah, menggunakan Bahasa Bali dan pakaian adat Bali setiap hari Kamis, serta peran aktif para guru Bahasa Bali di kelas untuk menguatkan kesusastraan Bali di lingkungan sekolah.”
(BISMA MEDIA)